Kamis, 29 Mei 2014

Catatan Seorang Pejuang


Assalamualaiykum wrwb. Islam yang Allah SWT turunkan kepada kita merupakan agama sekaligus mabda. Ia adalah pedoman dari umat Islam di seluruh dunia. Karena sifatnya yang menyeluruh inilah, Islam menjadi basis dari segenap pemecah permasalahan yang dialami manusia, mulai dari permasalahan yang menyangkut diri pribadi, perkara ibadah dan hubungan antar manusia dalam kehidupan sosial masyarakat.
Menariknya, bagi para pengemban dakwah tegaknya Khilafah sebagai sebuah institusi resmi negara, ada hal spesial bagaimana mereka memandang Islam. Sebagai sebuah refleski, kita dapat mengambil pelajaran dari kisah perjalanan hidup seorang murabi/musyrif. Sebah kisah, dimulai dari sisi dunia yang hitam. Karena hitamnya kepribadian, taqarrub ilaLah menjdai hal yang menyesatkan, ia bak candu dalam akal. Dunia hanyalah dunia, tidak ada istilah Surga dan Neraka, pahala atau siksa. Hingga suatu hari, tibalah hidayah itu dengan penuh cinta. Bertemula h ia dengan sebuah jamaah dakwah yang memahamkan dirinya tentang apa hakikat hidup sesungguhnya. Mengajarkan tentang apa sesungguhnya tujuan hidup kita, dan membimbing dia ke arah manusia pilihan. Mengajari menjadi seorang pemimpinnya para pemimpin. Bagaimana ini semua bisa terjadi?
Bagi Allah SWT, mengapa tidak. Dalam fragmen yang lain, perlu kita ambil beberapa ibrah yang semoga bisa menjadi pelejit kerinduan kita akan nabiyuLlah Muhammad SAW dan menambah kecintaan kita pada Allah SWT.
Jika hari ini banyak Muslim yang ga tau bahaya demokrasi dan sistem ekonomi liberal, itu wajar terjadi. Tidak usah disalahkan mereka. Karena sudah menjadi pemahaman bersama kalau orang Islam memang begitu keadaannya: bodoh dan tertindas, yang bodoh malas belajar, yang tertindas tidak memiliki waktu banyak untuk belajar. Lengkap dan sempurna penderitaan kita . Bagaimana bisa seorang preman, playbouy kelas kakap, atau bahkan ahli maksiat berubah total menjadi pengemban dakwah? Tidak usah galau apalagi pusing , banyak contohnya kok, kalau kita mau sebenarnya berubah dan perubahan itu hal yang sangat mudah terjadi pada siapapun, termasuk perubahan mendasar diterapkannya Islam pada negeri-negeri Islam yang kini terjajah dalam perangkap demokrasi.
Bukankah Allah SWT sudah berfirman dalam kalam yang sempurna, surah Al ra’du ayat 11 :
          
<< ...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaaan suatu kaum hingga mereka meruba hapa yang ada dalam diri mereka....>>
Sudah cukup gamblang toh tentang rumus mendasar perubahan ini? Yang penting kitanya aja yang mau berubah. Lantas, pemahaman Islam kaffah yang terintegrasi dalam sistem Khilafah adalah bukan hal mudah menjadi pemahaman umum di tengah masyarakat. Terlebih di masyarakat sekuler yang sudah terlanjur cinta dengan kondisi sperti ini. Merubah pemahaman seseorang memang tidak mudah, namun juga bukan berati tidak mungkin.
Alhamdulilah, hari demi hari berlalu dengan pengalaman mengesankan sebagai seorang muslin yang sekarang memahami apa hakikat hidupnya. Minggu berganti bulan dan tahun pun sudah berganti. Perhalqohan semakin menjadi forum yang luar biasa dan merubah segalanya. Ia banyak menemukan sisi Islam yang selama ini tertinggal dari pemahamannya. Ia akhirnya sadar. Sekarang ada dimana dan harus berbuat apa. Untuk Islam dan Rasul serta Allah dan bayangan wajah-wajah saudara muslim yang lain , di belahan bumi yang lain.
Hingga akhirnya, kebencian terhadap demokrasi, kapitalisme atau sekularisme, tidak hanya menjadi buah pikiran yang menentramkan akal, tidak menjadi kekayaan intelektual yang senantiasa jagoan di tengah forum. Kini, ia dituntut untuk menjadi seorang guru kehidupan yang baik dan bijak. Kebencian terhaap demokrasi tidak selamanya menjadi topik paling menyemangatkan dalam kehidupannya. Justeru keanggunan dan kerendahan hatinyalah yang akan membuat orang lain takhluk di bawah binaannya. Kebencian terhadap demokrasi tidak cukup sekadar retorikan lidah yang membakar semangat audein.
Kejernihan batin dan mapannya pikiran untuk mengajak umat memahami Islam, mau menerapkan dan memperjuangkannya adalah harga mati sebuah perjuangan pengakkan Khilafah. Artinya, hal ini menegaskan kepada kita semua, bahwa sebuah pergerakan adalah nilai kompleks sebuah jati diri seorang Muslim, sebuah karakter yang unggul dalam pikiran, sholeh dalam akhlak dan senantiasa dekat dengan Tuhannya. Siapa pun dia, akan mengalamai masa-masa getir perjuangan, saat tawarannya ditolak oleh mad’u, saat ia kalap tidak bisa mengimbangi lawan bicara, saat ia dapat amanah menjadi pengisi, maka dari semua itu, kuncinya hanya satu. Kita harus terus bergulir bersama roda dakwah yang telah menunjuki kita pada jalan kebenaran dan keselamatan.
Lupakah kita? Bahwa dahulu kita adalah miniatur perdaban jahiliyah? (ga boleh protes) mengapa demikian? Karena kita senantiasa bersinggungan dengan hal ini, dari masa kanak-kanak kita, secara umum  sekolah di sekolahannya negara sekuler, dari pekerjaan kita dan semua ahl yang ada di depan kita semuanya bercitarasa sekulerisme. Kita ini sedang ditolong oleh jamaah dakwah yang luar biasa, yang mana memerlukan daya upaya yang tidak sedikit, dari pkiran, waktu, kesenangan pribadi, harta, bahkan nyawa sekalipun. Adakah kita bertahan jika kita seorang yang pengecut dan munafik? Allahlah yang maha tahu segalanya
Lupakah kita dahulu? Kita adalah seorang psikopat yang senatiasa berjalan di atas rel kerta api dimana kereta dengan laju super kencang berada di hadapan kita?  (kereta api=kebinasaan, karena sebuah kemaksiatan). Dan sang penolong datang dengan cepat, dia menarik tangan kita dengan sangat keras hingga kita terpelanting keluar dari jalur rel? Dan ketika gejala itu muncul lagi, kita dengan bangganya berjalan dia tas rel kereta api yang tengah dilalui kereta dengan kencangnya maka ia kembali datang dengan tarikan yang lebih keras lagi? Dia adalah jamaah dakwah kawan, dialah yang menyelamatkan kita dari kejahiliyahan dan kemaksiatan kita.
Allahlah yang maha tahu segala isi hati. Maka, setelah ini, ikrar kita akan semakin teguh bahwa kita adalah para pengemban dakwah dan membawa risalahnya untuk seluruh dunia. Wahai saudaraku, berjuanglah lebih dashyat lagi dalam dakwah syariah dan Khilafah. Allah senantiasa dalam dekapan kita. la bersama kita, mencintai kita, nabi SAW mencintai kita dan para sahabat juga mencintai kita, maka percayalah. Pasti ada jalan dalam dakwah yang senantiasa banyak cobaan ini.
saudaramu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar